Deliar Noer (Medan 9 Februari 1926 - Jakarta, 18 Juni 2008), adalah seorang dosen, pemikir, peneliti dan penulis buku. Biografi Bung Hatta merupakan hasil karya tulisnya (buku : Mohammad Hatta Biografi Politik).
Bibliografi:
* Islam & masyarakat (2003)
* Islam & politik (2003)
* Mohammad Hatta, hati nurani bangsa 1902-1980 (2002)
* Membincangkan tokoh-tokoh bangsa (2001)
* Mencari Presiden (1999)
* Aku bagian ummat, aku bagian bangsa : otobiografi Deliar Noer (1996)
* Mohammad Hatta : biografi politik (1990)
* Culture, philosophy, and the future : essays in honor of Sutan Takdir Alisjahbana on his 80th birthday (1988).
* Perubahan, pembaruan, dan kesadaran menghadapi abad ke-21 (1988).
* Partai Islam di pentas nasional 1945-1965 (1987).
* Administrasi Islam di Indonesia (1983)
* Islam, Pancasila dan asas tunggal (1983).
* Mengenang Arief Rahman Hakim (1983).
* Bunga rampai dari Negeri Kanguru (1981)
* Administration of Islam in Indonesia (1978).
* Sekali lagi, masalah ulama-intelektuil atau intelektuil-ulama: suatu tesis buat generasi muda Islam (1974)
* Guru sebagai benteng terakhir nilai-nilai ideal; tuntutan : bekerja tertib (1973)
* The modernist Muslim movement in Indonesia, 1900-1942 (1973)
o Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (terjemahan) (1990)
* Beberapa masalah politik (1972)
* IKIP D Sewindu : pidato/laporan Rektor pada Dies Natalis ke VIII IKIP D, diutjapkan pada tanggal 20 Mei 1972 (1972)
* Kitab tuntunan untuk membuat karangan ilmiah, termasuk skripsi, (1964).
* The rise and development of the modernist Muslim movement in Indonesia during the Dutch colonial period 1900-1942 (1963).
* Partisipasi dalam pembangunan (1977)
* Pengantar ke pemikiran politik (1965)
Almarhum Deliar Noer adalah mantan ketua PB HMI yang sampai akhir hayatnya selalu memberikan perhatian kepada HMI, utamanya pada HMI-MPO. Oleh karena itu, terlewatkannya HMINEWS dalam memberitakan kepergiannya menghadap Sang Khaliq adalah sebuah kealpaan jamaah HMI-MPO pada umumnya yang kurang bisa menghargai para pendahulunya.
Tepatnya tanggal 18 Juni 2008, Indonesia kehilangan seorang tokoh ilmuwan muslim yang sangat disegani karena independensinya. Almarhum tutup usia di RSCM, pukul 13.40 WIB, dalam usia 82 tahun. Almrhum yang terlahir di Medan tanggal 9 Februari 1926 dari keluarga pergerakan keturunan Minangkabau ini adalah sosok yang perlu intelektual diteladani generasi muda HMI.
Beliau adalah doktor politik Indonesia pertama lulusan luar negeri. Beliau meraih gelar doktor dari Cornell University, USA dengan desertasi berjudul “The Rise and Development of the Modernist Moslem Movement in Indonesia, 1900-1942. Disamping itu, sebagai sosok intelektual, beliau telah menghasilkan beberapa karya buku diantaranya: “Pengantar ke Pemikiran Politik” (Rajawali, 1983), “Ideologi, Politik dan Pembangunan”, “Islam, Pancasila dan Asas Tunggal” (1985), “Mohammad Hatta : Biografi Politik” (1990), “Pemikiran politik di negeri Barat” (Mizan 1997), “Mencari Presiden” (Alqaprint, 1999), “Islam dan Politik” (Yayasan Risalah, 2003), dan beberapa buku lainnya.
Selain sosok intelektual, dalam politik beliau adalah sosok yang selalu kritis terhadap penguasa. Pada masa orde lama, almarhum harus dipaksa mundur sebagai dosen USU Medan karena dianggap menentang konsep Nasakom-nya Sukarno. Karena kekritisannya juga, almarhum dipaksa mundur oleh Soeharto dari jabatannya sebagai rektor IKIP Yakarta (kini UNJ), dan kemudian terpaksa pindah mengajar di Australia. Beliau juga merupakan salah satu tokoh Petisi 50 yang selalu aktif mengkritisi pemerintah sampai sekarang. Ketika ICMI didirikan pada awal tahun 90-an, almarhum adalah salah satu tokoh yang menentang, bersama Gus Dur dan Ridwan Saidi. Menurut almarhum, ICMI adalah organisasi yang tidak independen sehingga tak layak untuk didukung.
Memori saya terhadap Almarhum, Pak Deliar Noer adalah sosok yang telaten dan perhatian terhadap para juniornya di HMI. Saya masih ingat pada kesabarannya terhadap PB HMI dalam memberikan kursus politik setiap dua minggu sekali. Teman-teman PB HMI-MPO periode 2003-2005 tentu masih ingat, setiap minggu sore -dua minggu sekali- selalu sowan ke perpustakaan pribadi beliau di Jalan Cumi-Cumi Raya, Rawamangun, guna mengaji politik Islam. Sampai sekarang saya masih terharu oleh semangatnya mendidik kader-kader muda Islam (HMI-MPO) agar menjadi kader yang tangguh di masa depan.
Mengenai kajian dua mingguan ini, kawan saya sesama mantan PB HMI, Syifa Amin, berkomentar: “....Beliau sangat antusias berdiskusi dengan anak-anak muda. Banyak hal-hal yang behind the scene, yang tak ada di buku Pak Deliar, diceritakan blak-blakan di situ. Seperti gosip tentang Cokroaminoto yang rutin nyambangi sanggar tari di Solo, dimana ternyata sang tokoh mempunyai affair dengan salah seorang penari di sana. Ada juga cerita tentang Bung Hatta. Sebagai penulis biografi dan orang dekat Bung Hatta di masa senja, Pak Deliar tahu betul dapur sang proklamator. Katanya, Bung Hatta pernah nunggak bayar listrik dan hampir saja aliran listrik di rumahnya diputus. Saat itu, uang pensiun Wapres minim dan sang proklamator tak punya penghasilan selain dari uang pensiun itu (meski sebenarnya bisa karena banyak perusahaan yang menawarinya menjadi komisaris tapi ditolaknya).”
Sebuah media komunikasi intensif antara kader dan masyarakat demi terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Surabaya adalah organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berasaskan Islam yang berada di Surabaya. HMI memiliki visi menciptakan insan ulul albab yang ikut bertanggung jawab dalam menciptakan tatanan masyarakat yang diridloi oleh Allah SWT. Yakin usaha sampai (yakusa)!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 New Zealand License.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar